Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

CHROMAKOPIA: Perjalanan Gw dari ‘Siapa Tyler?’ ke ‘Anjir, Ini Masterpiece!’

ALBUMS

CHROMAKOPIA

Tyler, The Creator

2024

Cover Album
8.4

By Rivaldi

GENRE: Rap

LABEL: Columbia

REVIEWED: July 22, 2025

Gw harus jujur: awalnya gw gak tau siapa itu Tyler, The Creator. Serius. Dia cuma nama yang lewat aja di internet. Sampai suatu hari, lagu “Sticky” dari albumnya “CHROMAKOPIA” muncul di FYP gw lewat tren dance. Dan entah kenapa, lagu itu langsung nyantol. Gw langsung mikir: “Siapa nih? Kok bisa sekeren ini?”

Awal Mula: Dari FYP ke Dunia Baru

Karena rasa penasaran itu, gw cari tau lebih jauh. Dan ternyata… “CHROMAKOPIA” bukan sekadar album. Ini kayak pintu masuk ke dunia baru.

Dunia di mana Tyler nyeritain ketakutannya: bukan soal kehilangan cinta, tapi soal hal yang lebih dalam, seperti takut jadi dewasa, takut kehilangan identitas, dan takut punya tanggung jawab yang gak bisa dihindarin.

Visual, Makna, dan Alter Ego

Tyler bikin karakter bernama Saint Chroma buat mewakili alter egonya. Tapi yang bikin gw makin terpukau adalah sinematografinya. Waktu gw liat teaser-teaser dan video klipnya di YouTube, gw bener-bener amazed dengan visi visualnya. Sebagian besar visualnya itu disajikan dalam tone sepia monokrom yang terasa kayak film lawas, seolah ini arsip hidup yang diputar ulang.

Karena dominasi warna monokrom itu, momen-momen singkat di mana warna tiba-tiba muncul jadi punya dampak yang luar biasa. Adegan ikonik di mana Tyler berdiri dengan seragam hijaunya yang ngejreng itu jadi makin kuat kesannya karena kemunculannya yang cuma sedikit. Ini seolah negasin kalau "warna" itu adalah sesuatu yang langka dan berharga, sebuah tujuan yang diperjuangkan dalam dunia abu-abunya.

Scene ini nunjukkin banget gaya sinematografi Tyler, The Creator yang khas buat ngebangun ketegangan dan nuansa psikologis di MV "NOID". Muka Tyler yang ngintip dari balik tirai dengan lighting seadanya itu langsung ngasih vibe orang yang lagi paranoid. Sesuai banget sama judul lagunya.

Ada kesan dia ngerasa terjebak, diawasin, atau justru dia yang lagi ngintai balik dengan penuh waspada. Framing yang sempit dan ketutup ini bikin suasana jadi klaustrofobik, seolah-olah dunia di luar sana itu asing dan berbahaya.

Penggunaan low-key lighting yang kontrasnya tinggi bener-bener nambahin kesan dramatis. Cahayanya sengaja cuma nyorot sebagian muka, terutama mata. Ini bikin tatapannya jadi super intens dan sukses bikin penonton ikutan ngerasa nggak nyaman.

Tone warna yang cenderung monokromatik juga memperkuat nuansa sureal dan emosional dari lagu ini. Visual kayak gini pas banget buat ngegambarin tema isolasi, paranoia berat, dan ketakutan yang datang dari dalem pikiran.

Keren banget emang cara dia ngevisualisasiin isi kepalanya.

Tiga Lagu Favorit Gw: Sebuah Perjalanan Emosional di CHROMAKOPIA

Setelah puluhan kali muter album ini, gw akhirnya punya tiga lagu yang paling nyantol. Masing-masing punya alasan dan kekuatan yang berbeda, dan inilah urutan favorit gw:

1. “ST. CHROMA”: Pintu Gerbang yang Spektakuler

Ini adalah lagu nomor satu favorit gw, dan alasannya simpel: lagu ini bukan sekadar intro, tapi sebuah pengalaman sinematik. Dari detik pertama, suara langkah kaki yang berbaris cepat dan teriakan "Chromakopia" yang menggema langsung menciptakan suasana misterius dan dramatis. Rasanya kayak ditarik paksa masuk ke sebuah ritual.

Vokal Tyler yang berbisik di awal bikin kita makin penasaran, tapi yang bikin merinding adalah saat ada lapisan vokal bergaya gospel yang tiba-tiba masuk, ngasih sentuhan spiritual di tengah nuansa yang tadinya kelam. Puncaknya ada di video klipnya. Setelah membangun ketegangan dengan visual hitam putih yang dominan, tiba-tiba…

Di detik 1:18, saat beat-nya pecah, visualnya yang tadinya monokrom tiba-tiba meledak jadi penuh warna. Momen singkat tapi powerful ini jadi terasa kayak puncak dari semua ketegangan yang dibangun.

Momen itu sempurna menggambarkan tema album ini. Walaupun durasinya cuma 1 menit 24 detik, lagu ini adalah sebuah masterclass dalam membangun tensi. Ini adalah pintu gerbang yang paling sempurna untuk sebuah album.

2. “STICKY”: Anthem Penuh Kekacauan yang Adiktif

Lagu inilah yang pertama kali ngenalin gw ke Tyler. Produksinya liar. Chorus-nya yang hipnotis, “It’s gettin’ sticky, sticky, sticky,” bener-bener nangkep suasana 'runyam' dan kacau itu. Tapi momen favorit gw, yang bener-bener bikin gw kaget, adalah pas ada iringan paduan suara dan suara cewek yang ekspresif banget teriak:

“It's gettin'— sing that shit, sticky, sticky, sticky, bitch”

Di situ gw seketika langsung nyeletuk sendiri, "Anjir, keren dan funky banget ini lagu". Ditambah lagi teriakan rame-rame "Chromakopia, Chromakopia" yang bikin lagu ini kerasa kayak pesta yang asik dan penuh sesak. Detail-detail kayak gini yang bikin lagu ini spesial. Kolaborasinya dengan GloRilla, Sexyy Red, dan Lil Wayne juga bikin lagu ini makin pecah dan nunjukkin kreativitas Tyler dalam merangkai kekacauan jadi sebuah karya seni yang adiktif.

3. “DARLING, I”: Refleksi Jujur Tentang Cinta dan Kebebasan

Kalau dua lagu sebelumnya adalah ledakan energi, lagu ini adalah sisi reflektif dan rapuh dari Tyler. Dan setelah gw 'kuliah' dengerin diskografinya, gw jadi ngerasa nuansa musik di lagu ini yang lembut dan agak menghantui tuh mirip banget sama vibe di album “Igor”, yang emang lebih fokus ke melodi dan cerita patah hati. Di sini, Tyler jujur banget soal kesulitannya dengan monogami dan komitmen.

Dia berulang kali bilang “Keep falling in love,” tapi di saat yang sama dia juga ngerasa 'selamanya' itu terlalu lama. Bagian paling jujur adalah pas dia ngaku:

“I love 'em all for different reasons at the same damn time.”

Ini adalah pengakuan soal keresahan emosionalnya, di mana dia butuh koneksi tapi gak mau terikat. Kehadiran Teezo Touchdown dan suara nasihat dari ibunya, Bonita Smith, di lagu ini nambahin lapisan kerentanan yang dalem banget. Lagu ini nunjukkin kedewasaan Tyler dalam mengakui ketidaksempurnaannya dalam cinta, dan itu bikin lagu ini jadi sangat relatable dan spesial buat gw.

Menggali Lebih Jauh: Konteks di Balik Sang Kreator

Kekaguman gw gak berhenti di situ. Gw jadi kayak orang kesetanan, gw baca-baca artikel dan nonton video analisis. Gw baru tau kalo Tyler ini dulunya punya grup namanya Odd Future. Gw juga jadi ngerti kenapa dia punya rasa hormat yang besar ke Kendrick Lamar. Mereka punya tujuan yang sama: menjadi “artis underground terbesar”, bukan ngejar jadi popstar biasa.

Pelajaran Terakhir dari CHROMAKOPIA

Jadi, perjalanan gw ke “CHROMAKOPIA” yang berawal dari rasa penasaran polos karena satu lagu di FYP, ternyata ngebawa gw ke sebuah dunia yang jauh lebih dalem. Yang bikin album ini spesial buat gw bukan cuma musiknya, tapi karena dari satu lagu, gw masuk ke satu dunia. Dan lo tau apa? Gw belum pengen keluar.

“CHROMAKOPIA” ngajarin satu hal: lo gak perlu paham semuanya buat ngerasain sesuatu. Lo cuma perlu buka diri, dan biarin musik, dan emosi di baliknya yang ngomong duluan.

🔍 TAGS:

  • review chromakopia indonesia
  • tyler the creator
  • ttc chromakopia
  • black history
  • makna album chromakopia
  • sinematografi
  • kendrick lamar
ALBUM
Rivaldi
Rivaldi
Dumb Person With Curious Mind
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar